Dora: don't let the rats bring you down!!!

Obrolan penggosip

Tenang, diskusi ala-ala sinetron Indonesia di atas tidak saya terapkan untuk manusia. Ungkapan hati paling mendalam itu saya tunjukan kepada tikus-tikus si*l*n yang telah mengganggu ketentraman hidupkuh!!!! Jadi beginilah ceritanya.

Awal mula saya dan keluarga hidup tenang tiada gangguan mistis yang nampak-tak-nampak namun suaranya begitu jelas terdengar. Itu semua berkat perangkat elektronik penghalau tikus yang selalu nyaman terpasang. Namun semua itu sirna sudah, ketika alat tiba-tiba tiada berfungsi!!! jeder jeder *suara petir* *drama sinetronnya keterusan*

Baik, kembali ke topik si pertikusan. Nah si perangkat gelombang elektronik penghalau tikus, yang biar tiada kepanjangan mari disingkat jadi PGEPT, ini rusak pemirsah. Konon sih PGEPT ini cuma sementara menghalau tikus, tapi di rumah saya sukses tuh beberapa tahun bikin rumah tentram aman dan sejahtera dari gangguan tikus. Saya sendiri lupa merk-nya apa, keburu dibuang pas rusak. Tapi memang si PGEPT ini yang konon bisa buat hama lain alias kecoak, semut, dana laba-laba dijamin tidak ampuh. Ehh kurang tau sih ya kalau laba-laba soalnya jarang ada di rumah. Jadi si keluarga kecoak dan semut bisa dibasmi pakai kapur bagus. Eh kok jadi bahas kecoak dan semut.

Baik, kembali lagi ke topik si pertikusan. Nah setelah si PGEPT ini rusak sebenarnya si tikus ini nggak langsung bikin akte pindah ke rumah saya sih. Mereka baru mencoba menggusur saya ini setelah mungkin 1-2 bulan si PGEPT rusak. Oh iya, selain karena si PGEPT di rumah juga suka masukin kucing liar dan ini juga berhasil bikin tikus-tikus tidak berani menampakkan diri. Dan yang bikin senang, si kucing-kucing lucu dan imut tapi dekil ini nggak rusuh buang limbah alias pupup dan sejenisnya secara sembarangan. Pintarnya!! Yang mentok bikin dongkol sih paling ngembat jatah ayam goreng di atas meja kalau pas lupa ditutup *salah sendiri*. Ya masih nggak papa lah hitung-hitung jatah ngeronda. Namun, sayang disayang para kucing ini mulai tidak lagi senang mampir ke rumah, mungkin rumah lain menawarkan makanan lebih banyak dan lezat daripada sekedar tulangan sisa makan. Dan yang bikin syok adalah saya sempat menemukan salah satu kucing itu sudah dalam keadaan terbujur kaku. Entah siapa yang tega melakukannya.

Baik, kembali lagi dan lagi ke topik si pertikusan. Karena si PGEPT ini rusak makanya pengen dong cari lagi yang seampuh itu, tapi sayangnya belum nemu lagi. Ada coba ke toko listrik ditawarinnya yang ada bunyinya gitu, padahal kan PGEPT ini konon pakai gelombang bukan pakai sistem suara ultrasonik *menurut ilmu sotoy saya*. Jadi saya bilang "no!" ke si engkohnya. Berhubung belum nemu PGEPT yang baru akhirnya mencobalah alternatif lain, karena sudah geregetan dengar suara "ciiiit ciiiit ciiiit" beserta dengan gerubuk-gerubuk. Empet bener deh pokoknya, Apalagi kalau tikus-tikus kep*r*t itu mulai ngudak-ngaduk tempat sampah cari makanan. Ih, nyebelin kan bikin lantainya jadi kotor nan berantakan. Dan kesimpulannya adalah mereka perlu DIRACUN!!!! dan racun itu bernama.......*jengjengjeng*

D O R A

Yup si dora. Pas lagi belanja bulanan di carreempat kebetulan ketemu ada racun tikus dora itu. Kalau pakai lem tikus, takutnya jiwa lemah lembut saya keluar begitu melihat si tikus yang terperangkap ini menunjukan wajah mengibanya dan saya dengan welas asihnya memasukan mereka ke dalam panci berisi air rebusan.

Inilah dia tampak bungkus DORA bagi yang berminat
Keterangan dan segala macamnya ada di tampak belakang

Okey stop membayangkan yang aneh-aneh. Si DORA ini pas beli sudah nggak lihat-lihat harganya lagi deh, pokoknya langsung ambil 2 bungkus. Setelah dicek ternyata harganya cuma 8,500 perbungkus. Warna racun tikusnya pink-gemes gimana gitu, mungkin biar tikusnya tertarik dan mengira kalau ini adalah traktiran untuk mereka. Lanjut. Begitu sampai rumah, mulailah saya bikin mangkok origami untuk wadah racunnnya. Bikin sampai delapan wadah pembaca sekalian. Dan mulailah disebar ke mana-mana. Kira-kira ada 8 mangkok yang disebar dari 1 bungkus. 1 bungkus lagi untuk disebar lagi nanti kalau-kalau si pink gemes ini sudah habis dilahap.

Warnanya bikin gemes
Jadi masa penyebarannya itu adalah hari Rabu tanggal 28. Sampai hari Jumat tanggal 30, belum ada tanda-tanda kematian dari makhluk-makhluk l*kn*t tersebut. Mulailah kami (saya dan kakak) khawatir. Jangan-jangan racunnya kurang ampuh, berhubung si tikus-tikus di rumah ini nampaknya tingkat intelejensianya melebihi Einstein. Apalagi beberapa wadah nampak masih berisi, walaupun yang lain sudah dilahap habis. Yang makin bikin khawatir adalah, karena Jumat itu rumah akan ditinggalkan untuk keperluan pesta tahun baru di Villa Jati Raden Indah alias di rumah kakak saya yang lain (dan bukan villa dan pula bukan pesta karena kita semua tertidur pulas) dan baru akan kembali di Minggu malam. Nah kebayang dong kalau-kalau sudah ada tikus yang mati duluan saat kami pergi, wanginya pasti menggoda iman dan takwa.

Untungnya saat kami pulang minggu malam, belum ada wangi-wangi semerbak harum di jiwa. Tanda-tanda tersebut baru ada di hari Selasa, berarti kira-kira 6 hari kemudian. Nah kenapa bisa lama, jadi usut punya usut biar tidak disadari oleh tikus lain sebab musabab kematian dari rekannya itu. Karena Konon tikus ini punya jiwa belajar yang tinggi, intelejensia setajam silet, makanya kalau langsung mati saat makan racunnya rekan-rekannya sekalian akan tahu siapa pelakunya. Seperti itu. Paham?

Nah kembali lagi dengan keberlanjutan si racun tersebut.  Ketika sore hari saat berada di dapur saya merasakan adanya wangi-wangi sajen tikus, kemudian karena tak terlihat sosoknya ini saya kembali lagi pada malam harinya menccoba mencari doi yang gaib ini. Dengan perlengkapan perang pakai senter di kepala, tangan sudah dipasang dengan plastik biar tiada bersentuhan dengan tikus yang bukan mukhrim, plastik lain unutk memasukan jenazahnya tikus, serta kepercayaan diri yang maksimal. Kemudian, karena saya pikir akan ditemukan di tempat yang agak-agak gelap, saya coba cek ke tempat-tempat tersembunyi dulu. Anehnya asal wangi tidak mengatakan hal yang sama, akhirnya saya mencoba insting penciuman saya yang seperti sahabatnya Dewa Erlang, sang Anjing Khayangan, ke bawah wastafel yang tidak tertutup. Saya telusuri area tersebut tanpa ada firasat apapun. Sampai akhirnya saya terkejut oleh sesosok makhluk berbulu abu-abu gelap berukuran seperti anak kucing yang sudah hidup makmur alias besar bener. Saya pun yang awalnya tingkat kepercayaan diri tinggi siap membasmi jenazah, entah mengapa melihat kombinasi ukuran dan bulu-bulu tersebut langsung drop dan lemas, akhirnya saya membangunkan mama saya dan mengadu: "Ma, aku nemu jenazah tikusnya, nih sudah siapin buat ngangkat padahal tapi begitu liat jenazahnya begitu langsung lemas". Untunglah mama saya ini wanita sigap perkasa yang langsung mengambil alih segala peralatan perang dan dalam sekejap jenazah tersebut berhasil dievakuasi.

Ternyata eh ternyata kata mama saya pada pagi harinya si mama sudah ketemu satu jenazah tikus yang ngegelatak begitu saja di lantai dapur, dan langsung dievakuasi oleh mama wanita super. Kemudian di esok harinya saat keluar kamar mandi saya kembali dikejutkan oleh keberadaan curut, masih saudara dengan tikus. Biasanya curut atau tikus akan bergerak cekatan begitu melihat manusia, namun kali ini si curut kondisinya sudah sempoyongan tiada bergairah. Ia pun berjalan ringkih tanpa harapan ke arah mesin cuci dengan perlahan. Dalam hati saya, "sebentar lagi kamu akan menemui ajalamu kawan".

Ternyata memang benar sesuai dengan deskripsi dari God-Bless DORA kalau tikus-tikus yang menjadi korban akan mati di tempat yang terang. Jadi tidak akan menyulitkan penghuni rumah untuk mencari-cari hingga ke pelosok. Oh iya laporan si curut sempoyongan, yang benar akhirnya dia mati dengan kurang damai di lokasi dekat mesin cuci seperti terakhir kali kami berpapasan. Cuma lagi-lagi ternyata saat saya mau mengevakuasi jenazahnya, saya menjadi lemas. Oke, Baiklah sepertinya ini memang menjadi ketakutan saya terhadap tikus atau curut mati, bagaimananpun besarannya saya akan tetap lemas kalau melihatnya. Aneh memang, karena saya tidak takut dengan segala jenis serangga termasuk kecoak (kecuali kalau terbang, saya panik juga) atau ular atau tikus hidup. Tapi ternyata cukup tikus dan entitas sejenisnya yang telah dicabut nyawanya lah yang bisa membuat saya kehilangan semangat hidup.

Akhirnya setelah hampir dua minggu dari masa penyebaran DORA, total ditemukan 6 korban dari tikus dan curut tewas akibat DORA. Dan beberapa hari ini sudah tiada lagi gangguan dari entitas makhluk tersebut. Selain mengandalkan DORA untuk tindakan pencegahan kembalinya entitas makhluk tersebut datang kembali adalah dengan tetap mencari PGEPT, memastikan lubang saluran pembuangan air kamar mandi tidak bisa dibuka paksa (karena ini salah satu jalan masuk si tikus got, kebetulan pernah mergokin saat kedatangan salah satu dari mereka), dan pengennya sih ventilasi ditutup soalnya ini pintu masuk curut (jago bet kayak pemain sirkus kalau lagi beraksi masuk lewat ventilasi). Pokoknya selama tetangga kanan-kiri dan got masih ada tikus, rumah anda belum akan selamat dari kejaran tikus dan entitas sejenenisnya. Tapi jangan sedih selama masih ada DORA dan PGEPT hidup kita bisa akan tenang.

Sampai jumpa, selamat beraktivitas, dan jangan biarkan tikus mengganggu hidupmu. Amin.


Comments

Popular posts from this blog

Gender Preference in Job Ads

Orang Indonesia Tukang Lempar Tanggung Jawab (?)

Semesta