Seri Perang Melawan Jerawat: Mengapa wajahku begini

Yikes.

Mungkin itu di pikiran beberapa orang kalau melihat orang yang wajahnya penuh dengan jerawat. Ingat betul sewaktu SMP punya kawan yang wajahnya jerawatan cukup parah. Dan pernah dengar dia berantem dengan adiknya dan si adik ngomong cukup jleb

"Ye muka lo tuh jerawat. Jerawat kan menjijikan"

Saat itu, gue belum begitu paham sih rasanya dikatain begitu. Apalagi temen gue itu cantik ya jadi nggak masalah. Sampai akhirnya gue jerawatan yang parah justru setelah melewati masa puber. SMP mulus. SMA ya komedo dan sesekali jerawat. Saat kuliah kalau ambil istilah adik gue "jidat eksotis" alias beruntusan di jidat.

Gegara beruntusan di jidat ini dan muka yang cenderung berminyak dan gampang komedoan, mulailah gue centil ke klinik. Awalnya di teman nyokap, di situ sih kalau facial dikeluarinnya pakai jarum gitu dan nggak langsung borongan. Cuma yang kayak udah siap dikeluarin. Bagus sih. Tapi kulit gue jadi perih.

Terus, karena ngampus di Depok dan sempat ngekos di sana akhirnya gue melipir ke klinik yang lumayan terkenal. Di situ dikasih deh krim-krim anti jerawat, dan facial disuruh setiap 2 minggu sekali. Yang gue inget banget gue nggak boleh pakai sunblock, karena bikin muka minyakan. Oh iya sempat dikasih obat minum juga. Ini perkiraan mulai tahun 2012 gue di klinik ini.
Permulaan datangnya bencana. Kelihatan kan di pipi udah mulai ada. September 2013

Memasuki pertengahan kedua 2013,  ternyata lama kelamaan di klinik ini muka gue malah yang tadinya beruntusan doang, terus alus, terus berkembang jadi jerawatan lebih hebat dari beruntusan. Bahkan sampai ke pipi-pipi. Yang tadinya cuma komedoan jadi jerawat merah. Akhirnya gue coba produk korea.

Gue inget banget produk yang gue pakai saat itu adalah sabun gentle cleansing foam sulwhasoo bergantian dengan herbal soap sulwhasoo, toner wonderpore etude, terus herblinic sulwhasoo. Udah itu bikin bubar jerawatnya. Tinggal bekasnya. Sampai gue coba mikrodemabrasi ke klinik di manaaa gitu, yang jelas bukan di depok. Gue inget dokternya bilang ini cuma bekasnya aja yang hitam-hitam alias Post Inflammatory Hyperpigmentation

Kemudian karena gue centil mau cepet tuh akhirnya gue pakai salah satu produk korea yang memutihkan dan bagus untuk spots. Tapi di gue gagal. Jadi bikin pori-pori tersumbat dan berakhir dengan beruntusan di pipi. Saat jadwal mikrodemabrasi kedua si terapis bilang ini harusnya difacial kalau kayak gini karena ini banyak yang nyumbat.

Nah itu kejadian di awal 2014. Kira-kira bulan Maret 2014, inilah dimulai perang yang sesungguhnya. Karena jerawat gue makin menjadi. Gilaaaaaaa. Paraahhhh. Nggak tau efek apa yang bikin jerawat gue jadi segede-gede gaban. Apa efek dari halte busway ke kantor yang lumayan karena gue jalan kaki dan siang-siang panas walaupun sore nggak panas tapi tetap polusi. Dan gue juga mulai pakai yang namanya BB cream. Wah nggak tau deh pokoknya karena apa.


Foto di atas sebenarnya cuma ilustrasi. Karena itu sebenarnya hanya bekas. Nah bayangin deh yang hitam-hitam di jidat itu adalah beruntusan yang juga ada jerawatnya, di pipi itu jerawat yang gede, terus beruntusan juga dan jerawat kecil-kecil juga. Kalau di foto kan jerawat gedenya cuma 1 ya. Dulu sih bisa ada 2. Pokoknya lebih parah dari foto di atas. Keliatannya geradakan di foto atas itu ya, padahal itu mah bekas-bekas

Pernah sampe minder karena sama orang kantor diomongin. Nggak cuma oleh 1 orang. Padahal kantor gue yang itu orangnya dikit.

Orang pertama: Mau sembuh nggak Wid jerawatnya, lo sekolah lagi deh. Ke Belanda, sembuh deh.
Gue: BODO AMAT *dalam hati*

*situasi lagi makan, terus gue dibilangin, wih ini anak makannya lari ke mana kurus gitu nggak kayak "orang kedua" tuhhh subur"*

Orang kedua: Dia mah kalau makan larinya ke jerawat
Gue: Whaatttt apa salahku, yang body shaming kan bukan akuuuuhhhh *dalam hati*

Orang ketiga: Wid, lo males ya cuci muka Males dirawat jadi banyak jerawat.
Gue: Ya nggak laaahhh. Gue udah usahain macem-macem kali *kali nini nggak dalam hati*

Yup. Gue udah usahain macem-macem. Pengobatan juga udah macem-macem. Dikasih produk korea, nggak mempan. Dikasih tretinoid, nggak mempan. Dikasih Benzoyl Peroxide, nggak mempan malah gatel-gatel semuka. Pakai lulur wajah nggak mempan. Pakai yang DIY natural lemon, baking soda, cuka apel. Hmmm tetep nggak mempann. Duh pokoknya banyak deh yang dicoba. Sampe minum lemon madu. Makan wortel. Duh kurang mempan.

Sampai akhirnyaaaa taraaaaa.....

Silakan baca kelanjutannya di bagian kedua ehehehehehe

Oh iya mohon maaf nih kalau di bagian ini kurang visual, karena gue nggak punya stok foto-foto di masa lampau yang nunjukin muka gue jerawatan. Karena pada era jerawat lagi on fire foto-foto ada di hape gue yaaaang, terhapus bersih memorinya. HUHUHU.

Di bagian kedua gue akan berikan visual yang menarik semoga nggak eneg ya manteman.

Comments

Popular posts from this blog

Orang Indonesia Tukang Lempar Tanggung Jawab (?)

Lihat Benda Langit di Planetarium Jakarta